Selalu ada cerita dari setiap hal kecil yang kita lakukan. Jadi, buatlah cerita yang baik :)

Followers:

Selasa, 10 Agustus 2010

Malam ini, malam pertamaku menjalankan solat tarawih, sama seperti kebanyakan muslim lainnya. Tentu menyambut Ramadhan seperti biasa aku senang. Masih di Masjid yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya, mungkin ada yang berbeda karena kini aku bukan anak kecil lagi. Entah apa yang aku rasakan tadi, karena tiba-tiba berlinang air mataku. Suasana yang diciptakan anak-anak kecil pada jaman sekarang membuatku teringat pada masa-masa lalu. Aku pun flashback ke masa-masa itu.
Setiap malam tarawih pertama, biasanya aku bersama tetanggaku sudah menyiapkan tempat di masjid dari magrib, karena biasanya hari pertama itu sangat ramai. Namun kali ini berbeda, aku tidak lagi berangkat bersama tetanggaku, aku hanya ditemani oleh mama, karena tetanggaku sudah mencar entah kemana. Ada yang sudah menikah, ada yang kuliah, ada yang kerja, ada yang pindah rumah, bahkan ada yang sampai merantau ke pulau seberang. Sebelum solat dimulai, biasanya ada pengumuman siapa yang jadi imam dan yang ceramah nantinya. nah biasanya suasana ramai dan kita sering banget bilang "Ssssssttt..jangan berisik dong. ga kedengeran nih.", karena kami harus menulisnya di Buku Panduan Ramadhan. Namun malam ini, aku hanya bisa melihat situasi itu dan tersenyum melihat tingkah mereka yang mungkin sama seperti diriku dulu. Yang paling puncak adalah ketika ceramah dimulai, banyak dari kita yang sibuk, ada yang nulis buku ceramah, ada yang jajan keluar, bahkan ada yang kesana-kemari cari contekan isi ceramah. Semuanya masih teringat jelas dibenakku. Tapi malam ini, semuanya hampir sama didepanku, hanya saja pelakunya beda, bukan diriku lagi, melainkan anak-anak kecil jaman sekarang. Waw. Aku kangen masa-masa itu. Aku kangen tetanggaku, tapi aku tau kalau itu semua tidak akan terulang. Tapi walaupun begitu, masa-masa itu tetap ku kenang. :)

Minal Aidin Walfaidzin..Mohon maaf lahir dan bathin.. semoga puasa kita lancar ya tahun ini. :)
Setiap kali ingin membuat blog, tangan dan otak langsung berhenti berpikir, semua ide tulisan tenggelam begitu saja. Merasa diri gak pantes untuk membuat blog. Dalam benak selalu saja terlintas "Untuk apa membuat blog? toh ternyata ga ada kelebihan yang kamu punya untuk dibagi ke teman-teman.", "Untuk apa membuat blog? kalau akhirnya itu semua ga akan dilihat dan diperhatikan orang lain.", "Untuk apa membuat blog? untuk apa membuat blog? untuk apa membuat blog? kalau akhirnya kamu itu cuma nyampahin blog aja". Namun, kamu ngerasa ga kalau pandangan pesimis itulah yang sebenernya mematikan kreativitas kita. Pernah ngerasa apa engga kalau dukungan dari orang lain juga sangat dibutuhkan. Ketika kita diremehkan sama orang lain karena kita sendiri meremehkan diri kita sendiri, semua sistem kerja otak kita berhenti, merasakan benar-benar pesimisnya. Setidaknya, kalau orang lain tidak bisa melihat kreativitas kita, biarkan diri kita melihat kreativitas kita sendiri. Biarkan kita yang menikmatinya. Biarkan kita senyum bangga sendiri terhadap hasil karya kita sendiri. Seperti petikan dari sebuah film yang sampai saat ini saya ingat "Di sebuah negara sana, orang-orang kampung menumbangkan pohon bukan dengan mereka menebangnya, tetapi dengan setiap hari mereka mengitari pohon itu sambil mencela dan mengina pohon itu. Dan secara otomatis pohon itu tumbang sendirinya tanpa ditebang oleh masyarakat sekitar.". Apakah kita ingin menjadi seperti pohon itu? Aku tidak ingin. Tidak ingin aku hancur dengan sendirinya karena sifat pesimisku sendiri dan pandangan remeh ke diriku sendiri. Cobalah lebih menghargai diri sendiri dulu, kalau kita tidak menghargai diri sendiri, bagaimana orang lain akan menghargai kita? Ayo sama-sama belajar menghargai diri sendiri.